Berlatih bersepeda bersama para srikandi B2W Bandung

Sabtu, 31 Maret 2012 Waktu menunjukkan angka 06.30 di alun-alun kota Cimahi, disanalah para srikandi Bike To Work Bandung berkumpul  setiap akhir pekan dalam satu bulan terakhir untuk akhirnya bersama menuju KBP (Kota Baru Parahyangan) untuk “berlatih bersepeda”.

“Berlatih bersepeda??”,  terdengar seperti anak-anak kecil yang belum mampu menggunakan sepeda dan kemudian berlatih supaya bisa menggunakan sepeda, seperti itulah kenyataan yang saya dapatkan, karena berlatih bersama para srikandi ini saya merasa jadi seperti anak kecil yang belum mampu menggunakan sepeda sebelumnya, banyak hal baru yang saya dapat dari berlatih bersama para wanita perkasa tersebut.

Lima orang wanita perkasa (Cici, Ceuceu, Amink, Dian dan Dhiko) adalah para wanita yang diprediksi akan mengikuti touring sepeda dari Jepara menuju Bandung dalam rangka memperingati hari Kartini. Mereka berlatih dua kali dalam satu minggu, satu hari di KBP, dan satu hari latihan melahap tanjakan disekitaran Lembang. Hanya untuk informasi saja, satu lap bersepeda di wilayah KBP jaraknya sekitar sembilan kilometer. Dalam setiap latihan, para srikandi ini melahap setidaknya 10 lap, jadi total perjalanan mereka dalam satu hari latihan d KBP yaitu sejauh 90km, di tambah jarak dari rumah masing-masing menuju kbp maka setidaknya mereka melahap kurang lebih 100 km setiap latihan, dengan kecepatan rata2 hampir 25 km/jam dengan kontur jalan yang bervariasi.

Brief sebelum latihan

Lima wanita ini bukanlah para atlit yang sengaja di latih untuk mengikuti event touring Jepara Bandung. Mereka adalah wanita-wanita biasa yang tergabung dalam satu wadah komunitas Bike To Work Bandung, hasil latihan saya kira sangat luar biasa untuk ukuran wanita non atlit, dari wanita biasa yang mencintai sepeda mereka kemudian berubah menjadi perkasa melalui proses latihan bersama, tak pernah sedikitpun saya mendengar keluhan mereka, baik itu soal menu latihan, soal cuaca, atau apapun, mereka fokus berlatih, “berlatih bersepeda”.

Dengan Instruksi yang diberikan oleh Pelatih (Gustarmono dan Tiyo), mereka berlatih mengenai kombinasi gear yang harus dipergunakan, berlatih mengenai kapan harus memindahkan gear, berlatih formasi (tentang siapa yang harus di depan, siapa harus di tengah, siapa yang harus dibelakang), menjaga kecepatan tetap stabil, menjaga jumlah kayuhan tetap seirama, mendorong atau menarik teman yang tertinggal, atau mengingatkan teman yang terlalu jauh di depan, berlatih menahan terpaan angin, menahan terik matahari, melahap tanjakan, turunan   dst, dst.

Ada beberapa hal yang menjadi catatan dari “nimbrung”nya saya di latihan bareng para srikandi Bike to work Bandung, bahwa bersepeda bukan melulu soal power, bukan melulu soal bagaimana kita mencapai target berpuluh-puluh atau beratus-ratus kilometer, dan juga bukan melulu soal seberapa cepat kita sampai ke tujuan. semua menu latihan tentu menambah pengetahuan tentang bagaimana bersepeda dengan lebih baik,  tapi pelajaran paling besar yang saya dapatkan adalah bahwa kerjasama dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam bersepeda berkelompok, kerjasama dan komunikasi itu juga tidak kemudian sekonyong-konyong hadir, kedua hal itu harus dilatih terus menerus.  Terdengar sederhana, tapi percayalah, tidak sesederhana yang terdengar.

Saling membantu, apabila ada yg sudah lelah

Tetap semangat para wanita, teruslah berlatih,  kalian akan memotivasi banyak wanita lain untuk bisa melakukan hal yang dianggap tidak bisa dilakukan oleh wanita pada umumnya. hidup kartini, keep gowess.

Dari kiri ke kanan: Ceuceu, Dian, Cici, Aming, Dhiko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *