Masih seperti hari lainnya kawasan cikole-Lembang pagi ini masih saja berkabut seperti menjaga agar sinar matahari untuk tidak segera menyentuh tanah dan udara dingin yang menusuk kulit. Namun Minggu, 22 Januari 2012 kawasan cikole sedikit berbeda. Dengan hawa yang cukup dingin di pagi hari, para downhiller gaek tengah mempersiapkan alat tempur dan tunggangannya. Para downhiller gaek ini akan beradu cepat pada event: IM OLD (IMOET OLD LEAGUE DOWNHILL).
Event yang dikhususkan untuk para peserta master atau berusia di atas 30 tahun ini digelar untuk memperingati 25 tahun aktivitas Chandra Ariavijaya yang biasa disapa om chan dalam dunia sepeda gunung (MTB). “Event ini lebih banyak unsur fun-nya, tapi jangan sampai melupakan sisi kompetisinya. Oleh karena itu kita sebut event ini fun race.” sambung mantan pelatih nasional ini. Lebih kurang 33 peserta yang berasal dari berbagai kota seperti Bandung, Jakarta, malang dan depok, beradu waktu tercepat di trek alami yang tidak ada berm dan jumping. Trek yang berada di kawasan Jayagiri ini lebih dikenal dengan sebut DH Imoet lebih dikenal sebagai jalur yang penuh akar.
Sekitar pukul 8.30 WIB, seluruh perserta yang berasal dari tim-tim seperti Badeur, Aldomaru, Funtasteam, XTR Malang, Volcano MTB dan lainnya,yang terbagi atas 4 kelas (master A, Master B, Master C, Master D) bersiap untuk melakukan seeding run. Setelah zero bike meluncur, peserta dari master D, Chandra Ariavijaya melakukan start pertama. Beberapa kali tampak peserta yang turun pada seeding run ini tergelincir ketika melewati akar-akar pohon yang tersebar sepanjang trek DH imoet ini. Bahkan ada beberapa peserta yang terjatuh lebih dari sekali untuk dapat mencapai garis finish.
Peserta yang tidak hanya berasal dari kota Bandung, sengaja menjadi kan event “ IM OLD” ini sebagai ajang berkumpul sesama Downhiller di kelas master. Terlihat keakraban mereka ketika saat sebelum start dan tentunya kecerian ini juga muncul saat makan siang. “event ini memang ditujukan untuk para master. “Selain race, yang terpenting kita bisa berkumpul bersama para master. Jadi event ini juga merupakan sebuah gathering dari master.” menurut Chandra Ariavijaya selaku penyelengara.
Menjelang final run mulai terasa keseriusan dari para peserta yang berusia 30 tahun ke atas ini untuk menjadi yang tercepat dalam event ini. Seluruh peserta tampak ingin mempertajam catatan waktu yang mereka peroleh pada seeding run sebelumnya. Cuaca yang bersabahat mampu memaksa para peserta memaksimalkan kemampuannya. Mereka mulai meminimalkan kesalahan-kesalahan pada seeding run, walau demikian ada juga downhiller yang masih tertipu oleh jebakan-jebakan akar sepanjang trek. Sesampainya di garis finish rata2 peserta merasa puas karena mampun mencatat waktu yang lebih baij dari seeding run. Meskipun ada beberapa yang peserta yang kurang puas atas hasil yang dicapai.
Mahesa Jaka Pratama yang bertarung pada kelas Master A (30-34 tahun) berhasil menjadi pembalap tercepat dalam event kali ini setelah mengalahkan Nenda (022) dengan waktu yang sangat tipis 2menit 30.31 detik. Ikon MTB Indonesia, Chandra Ariavijaya yang telah memasuki usia 50 tahun berhasil menjadi peserta tercepat ketiga untuk semua kelas dengan catatan waktu 2 menit 37.36 detik.
Julian Colomer, peserta yang berwarga Negara Australia ini merasa senang bisa ikut dalam race ini. “ saya mengalami beberapakali masalah di trek, tapi saya cukup senang dan di event selanjutnya saya harus dapat hasil yang lebih baik.” lanjutnya. Begitu juga dengan Dian (D’cendols) yang masuk pada kelas Master B, “ini race pertama saya semenjak saya main downhill. Saya dua kali hampir jatuh, tapi masih untung bisa masuk podium ke-4. Ini merupakan keberuntungan bagi pemula. Benar-benar fun dan memacu adrenalin.” Kecerian masih tetap tampak dari raut muka para peserta hingga saat pengumuman pemenang tiba. Rasa lelah dan penat terabaikan oleh tawa dan canda dari para master.
by ockie cameo