Berikut ini adalah cerita perjalanan salah satu goweser dari Bandung yang melakukan perjalanan ke mekkah pada tahun 2011, sayang karena cuaca yang sangat berbahaya di dataran tinggi himalaya, mereka terhenti sampai di cina ..
Sepenggal Kisah Perjalanan Sepeda (11 Juni – 27 Oktober 2011)
Hari sabtu tanggal 11 Juni 2011 pukul 13.00 WIB dilaksanakan pelepasan Tim Ekspedisi Sepeda Internasional (Road To Macca 2011-2012) yang terdiri dari dua orang alumni Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) yaitu Yuyus Sunandar dan Deny Bayu Saefudin, bertempat di halaman Gedung Sasana Krida kampus Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi. Setelah dilepas oleh Rektor Unjani, Bpk. Heriyono, dan Purek III, Bpk. Toto Saputra, ekspeditor bersama Ade Supriyadi (anggota klub sepeda dari Cimahi Threeple C yang ikut menemani sampai Jambi) berangkat menuju checkpoint pertama, yaitu Jakarta.
Sesuai dengan rencana, pada tanggal 16 Juni 2011, ekspeditor dapat bertemu dengan Menpora, Bpk. Andi Mallarangeng, untuk melakukan perpisahan. Selanjutnya, pada tanggal 17 Juni 2011, dilakukan upacara pemberangkatan secara simbolis dari kawasan Monas, Jakarta. Hal ini dilakukan mengingat Monas adalah landmark kota Jakarta, ibukota negara Indonesia. Selepas upacara, ekspeditor melanjutkan perjalanan hingga checkpoint kedua, yaitu Pelabuhan Merak. Pelabuhan ini adalah gerbang keluar Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera.
Sesampainya di pulau Sumatera, ekspeditor menuju ke checkpoint selanjutnya, yakni Bandar Lampung. Setelah gagal bertemu dengan Gubernur Lampung karena sesuatu hal, ekspeditor melanjutkan perjalanan menuju Palembang yang merupakan checkpoint selanjutnya. Sesampainya di Palembang, ekspeditor melakukan recovery fisik selama 2 hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Jambi, di kediaman seorang alumni Unjani.
Ketika sampai di Jambi, ekspeditor melakukan perjalanan tanpa sepeda ke Bangko dan Kerinci untuk melakukan simulasi kondisi perjalanan di atas 3000 mpdl, di Gunung Kerinci 3805 Mdpl. Selepas simulasi, ekspeditor kembali ke Jambi untuk mengambil sepeda yang dititipkan kepada rekan mahasiswa Universitas Batanghari. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Batam via Kuala Tungkal.
Sesampainya di Batam, disamping melakukan vaksinasi meningitis, ekspeditor juga melakukan penambahan logistik, peralatan dokumentasi dan spare part sepeda. Dalam perjalanan antar checkpoint di dalam negeri, ekspeditor banyak dibantu oleh rekan-rekan dari berbagai kalangan, diantaranya adalah mahasiswa, alumni Unjani, kepala desa, walikota, bupati, atlit, PNS, pengusaha daerah setempat, anggota Polri dan TNI, serta banyak lagi.
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju negara selanjutnya, yakni Singapura. Setibanya di Harbourfront, Singapura, pada tanggal 25 Juli 2011, perjalanan dilanjutkan ke KBRI Singapura di Chartsworth Road. Dalam perjalanan menuju KBRI, ekspeditor menyempatkan diri untuk mengunjungi landmark Singapura, yakni patung Merlion di Marina Bay.
Perjalanan di negara ketiga, Malaysia, dimulai setelah ekspeditor melewati jembatan perbatasan Woodlands pada tanggal 27 Juli 2011. Sesampainya di checkpoint pertama di negara ini yaitu KJRI Johor Bahru, ekspeditor melakukan cek logistik dan kesehatan. Kemudian, perjalanan menuju checkpoint kedua, yakni KBRI Kuala Lumpur, dilakukan melalui jalur pantai barat. Perjalanan menuju checkpoint ketiga, Butterworth, dilakukan setelah ekspeditor mengunjungi landmark Malaysia, yakni Petronas Twin Tower. Perjalanan di Malaysia diakhiri di perbatasan internasional Malaysia – Thailand, Padang Besar.
Pada tanggal 18 Agustus 2011, perjalanan di Thailand diawali dengan perjalanan singkat menuju checkpoint pertama, yakni KJRI Songkhla. Kemudian, dalam perjalanan panjang menuju checkpoint kedua, yakni KBRI Bangkok, ekspeditor di undang untuk mampir ke kediaman seorang rekan pesepeda di Ko Samui. Sembari memenuhi undangan ekspeditor memutuskan untuk melakukan recovery fisik dan psikis di Ko Samui selama 4 hari. Dalam perjalanan menuju Bangkok, ekspeditor berhenti sejenak di Surat Thani untuk menitipkan sepeda di stasiun kereta setempat. Hal ini dilakukan karena ekspeditor harus kembali melakukan visa extension di perbatasan internasional terdekat, yakni Padang Besar.
Sesampainya di KBRI Bangkok, ekspeditor melakukan pengalihan rute perjalanan atas saran dari Sekretaris Pertama KBRI, Bpk. Suargana. Beliau tidak menyarankan kami melaksanakan perjalanan sepeda melewati Myanmar dengan pertimbangan keamanan yang kurang terjamin. Setelah dilakukan riset singkat, ekspeditor kemudian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Laos. Perjalanan menuju Laos dilakukan dengan bantuan kereta api dari stasiun kereta api Bangkok hingga ke stasiun kereta api Udon Thani. Sesampainya di Udon Thani, ekspeditor kembali mengayuh sepeda hingga jembatan perbatasan internasional di Mueang Nong Khai, atau yang terkenal dengan nama “Thailand – Laos Friendship Brigde, Nong Khai”.
Setelah tiba di Laos pada tanggal 12 September 2011, checkpoint pertama yang dituju adalah KBRI Vientiane. Di ibukota Laos ini, ekspeditor tinggal sejenak di KBRI Vientiane dalam rangka membuat visa turis untuk masuk ke China dan India. Pengajuan visa turis ke Cina didapat dengan mudah atas bantuan KBRI, namun untuk visa turis ke India kami harus mengajukan permohonan di Kedutaan Besar India di Beijing, China atau Khatmandu, Nepal. Berbekal visa turis, ekspeditor melanjutkan perjalanan ke Cina dengan melewati sisa 3checkpoint di Laos, yakni Louang Prabang, Pak Mong dan Boten. Perjalanan di Laos diakhiri di perbatasan internasional Boten pada tanggal 7 Oktober 2011.
Bermula dari perbatasan internasional Boten, ekspeditor melakukan perjalanan jauh menujucheckpoint pertama, yakni Kunming. Dalam perjalanan menuju Kunming, kondisi cuaca berubah secara cepat menjadi dingin. Hal ini dikarenakan oleh hembusan angin yang berasal dari utara, salah satunya dari dataran tinggi Tibet. Salah satu ekspeditor, yakni Deny Bayu, mengalami cidera pada otot kaki bagian kanan karena kelelahan dan cuaca dingin.
Pertimbangan mengenai kondisi cuaca yang ek-m dan dikhawatirkan ekspeditor terjebak musim dingin di dataran tinggi Tibet dan pegunungan Himalaya, khususnya bagi kami para pesepeda yang berasal dari daerah tropis, dan kondisi fisik Deny yang tidak mendukung, maka ekspeditor memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Kepulangan ekspeditor ke Indonesia ditujukan untuk kegiatan pengambilan rute alternatif yang lebih bersahabat. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, ekspeditor memutuskan untuk mengunjungi KJRI Guangzhou sebagai kantor perwakilan terdekat di daerah China bagian selatan. Proses kepulangan ekspeditor ke Indonesia dibantu oleh KJRI Guangzhou dan Atase Pertahanan KBRI Beijing. Pada tanggal 27 Oktober 2011, ekspeditor berangkat dari Guangzhou, China menuju Jakarta, Indonesia dengan menggunakan pesawat terbang.
Daftar Sponsor yang sudah mendukung
- Kementerian Luar Negeri RI
- Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
- Pemerintah Kota Cimahi
- PT Eigerindo Multi Produk Indu-
- CKS Cloth
- Bivoac Climbing Wall
- Trekking
- Sinar Abadi Bike
- Jepara Abadi Jaya/Ponton (Kontraktor).
Daftar Donatur selama perjalanan
Indonesia : ISSI Purwakarta, Dandim Purwakarta, Wakil Bupati Karawang, Sekretaris Anggota DPRD Karawang, Agus Purnomo & David Muslim (ALB Bharawana), Pemkab. Bekasi, DPRD kab. Bekasi, Wartawan media cetak & elektronik, Arruman Travel, Menpora Jakarta, Rahman (anggota Polri) Serang Banten, Kesra Lampung Selatan, Alex Firdaus (alumni Unjani) Lampung Tengah, Hesti Ayu Wardani (ALB Bharawana), Wakil Bupati Lampung Tengah, Sektiono (alumni Unjani) Bandar Lampung, Kapolres Kota Bumi, Victorian (alumni Unjani) Palembang, Danrem Garuda Putih Jambi, Sekda Kota Jambi, Kapten (TNI) Gunawan Kuala Tungkal Jambi, KNPI & Dispora Kuala Tungkal, Cecep Kuala Tungkal & Rino Batam (Alumni Unjani), Kapal Sabang Marindo Kuala Tungkal, Dandim Batam, Batam Cycling Club, Mapala UNILA, UNBARI dan para hamba Allah yang tidak berkenan dipublikasikan.
Singapura : KBRI Singapura, Biker Scooter Singapura
Malaysia : KJRI Johor Bahru, KBRI Kuala Lumpur, Warga Negara Indonesia di Malaysia, Bikepacker Malaysia, Warga Malaysia
Thailand : KJRI Songkhla, KBRI Bangkok, Narong Pondate By Beach Resort Ko Samui
Laos : KBRI Vientiane, penduduk asli Laos
China : KJRI Guangzhou, KBRI Beijing, penduduk asli China
Rencana Ekspedisi Sepeda Lanjutan (20 Mei – 10 November 2012)
Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap tanggal 20 Mei dijadikan titik awal Ekspedisi Sepeda Lanjutan menuju Mekkah, Saudi Arabia yang bertolak dari New Delhi, India dan berakhir pada tanggal 10 November 2012 dengan maksud mengambil momen Hari Pahlawan.
Untuk Perjalanan kali ini akan dilakukan oleh seorang diri, Ekspeditor Yuyus Sunandar, namun Ekspeditor Deny Bayu Saefudin akan bertindak sebagai tim pendukung di tanah air.
Rute baru perjalanan dengan negara-negara yang akan ditempuh : India – Oman – Uni Emirat Arab – Qatar – Arab Saudi
Tujuan EKSPEDISI
- Menumbuhkan semangat dan keberanian menghadapi tantangan dalam beribadah kepada umat muslim di Indonesia, memperlihatkan kepada bangsa lain bahwa kita mampu melakukan hal-hal besar.
- Menumbuhkan kebanggaan yang bisa meningkatkan harga diri bangsa dan menghapus rasa rendah diri di mata bangsa lain
- Mengibarkan “Sang Merah-Putih” sepanjang perjalanan menuju Mekah (Arab Saudi).
- Mempromosikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, khususnya ke negara-negara yang dilewati selama perjalanan menuju Mekah.
- Mengkampanyekan secara internasional tentang ancaman “global warming” dan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan, dengan mempopulerkan sepeda sebagai sarana transportasi ramah lingkungan.
- Mendokumentasikan kisah perjalanan haji dengan sepeda ke dalam bentuk buku, foto dan film dokumenter.
- Merintis silaturahmi dengan komunitas umat Islam dan masyarakat Indonesia di negara-negara sahabat.
“Kami terbuka terhadap bentuk manfaat sponsorship dan dukungan yang lebih sesuai bagi perusahaan/instansi Anda dalam Ekspedisi ini”