Sebuah pelatihan mengenai perbaikan sepeda atau lebih dikenal dengan sebutan bike clinic baru saja selesai dilaksanakan, kegiatan yang diberi judul “CKS Free Workshop Bike Repair” merupakan sebuah rangkaian yang telah dilakukan selama lima minggu berturut-turut. Dimulai pada tanggal 15 juli 2012 dan berakhir pada tanggal 12 Agustus yang dilakukan setiap hari minggu sore di jln pelajar pejuang 45 no 83 Bandung, di pelataran parkir toko CKS. Tidak kurang dari 50 pesepeda hadir di tiap minggunya untuk mengikuti materi-materi yang diberikan oleh nara sumber.
Pihak CKS sebagai panitia menjelaskan bahwa konsep acara workshop ini sederhana, hanya ingin memberikan pengetahuan tentang bagaimana pesepeda melakukan perbaikan terhadap sepeda yang digunakan ketika mereka mengalami gangguan diperjalanan, serta menjelaskan tentang kerusakan yang umum dan sering terjadi. Acara ini dilatar belakangi oleh seringnya teman-teman pesepeda mengalami gangguan di jalan tetapi tidak tahu bagaimana melakukan tindakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Banyak juga pesepeda yang memiliki peralatan untuk melakukan perbaikan, beberapa bahkan memiliki peralatan yang cukup lengkap, tetapi mereka mengakui kalo mereka tidak bisa mempergunakan semua peralatan tersebut. Alasan lainnya yaitu sebuah kata-kata sederhana yang menyebutkan ‘kalau kita bisa mengerjakan sendiri, kenapa harus dikerjakan orang lain’. Seringkali pesepeda mempercayakan segala urusan perbaikan sepedanya kepada pihak bengkel, bahkan untuk kerusakan paling sederhana, seperti mengganti ban dalam, atau menyetel rem dan derailleur. Semua itu sebenarnya bisa dilakukan sendiri dengan alat secukupnya, sedikit keinginan untuk mencoba, serta pengetahuan yang cukup, dan hal tersebut tidak memakan waktu yang cukup lama, maka untuk perbaikan yang bersifat sederhana sebenarnya kita semua bisa melakukan hal tersebut sendiri, tanpa harus pergi ke bengkel.
Lalu materi apakah yang sebenarnya diberikan dan apa yang menarik dari acara tersebut. Sesuai dengan judulnya, “CKS free workshop bike repair” acara ini gratis alias tidak dipungut biaya sedikitpun, peserta hanya diharuskan mendaftar karena jumlah peserta yang dibatasi, membawa sepedanya selama acara berlangsung dan juga peralatan sederhana yang terdiri dari kunci L, pemotong/penyambung rantei, serta sendok ban. Materi yang diberikan berbeda di tiap minggunya, dibagi menjadi 5 materi secara umum, antara lain, roda dan ban, transmisi, rem, komponen handling, serta perawatan rutin berkala. Semua materi tersebut dibahas secara mendasar dari mulai anatomi dari setiap bagian sepeda yang sedang dibahas, sumber kerusakan di perjalanan, dan kemudian cara memperbaiki atau menyetelnya dengan baik dan benar.
Nara sumber yang diundang menjadi pembicara yaitu para teknisi sepeda di bengkel yang sudah berpengalaman, ada kang Deddy dari Deddy Bike, ada Gustar Mono dari Roninrides, Jaka dari Take Shop dan juga Deden dari fatherbike. Selain mendapatkan penjelasan dari nara sumber, peserta juga diminta untuk mempraktekkan langsung pengetahuan yang sudah didapat, dengan harapan peserta bisa langsung megetahui kesulitan apa saja yang mungkin dialami ketika melakukan perbaikan dan bisa langsung berinteraksi dengan nara sumber. Menurut pihak panitia target peserta dari acara tersebut adalah para pesepeda pemula, tapi kemudian justru banyak juga peserta senior yang mengikuti acara, salah satu alasan mereka mengikuti acara terseut selain memberikan tambahan pengetahuan, juga ingin mengetahui apabila ada metode-metode perbaikan lain yang belum diketahui.
Di setiap materi yang diberikan selalu terjadi diskusi yang menarik dan cukup panjang, karena antusias para peserta yang cukup tinggi untuk bertanya dan menggali lebih dalam mengenai materi yang telah diberikan. Karena dilaksanakan pada bulan ramadhan dan juga diadakan pada sore hari, maka acara ini juga menjadi ajang ngabuburit dan ajang kumpul teman-teman dari komunitas sepeda di Bandung untuk berbuka puasa bersama. Panitia pelaksana berharap acara seperti ini bisa terus berlanjut dengan konsep yang lebih segar, selain ajang berbagi pengetahuan acara seperti ini juga bisa menjadi ajang tempat berkumpulnya teman-teman pesepeda dari berbagai komunitas di kota Bandung.
Tulisan ini dimuat juga di Koran Pikiran Rakyat tanggal 26 Agustus 2012